Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

Kamis, 16 Januari 2014

nail art

Silahkan klik link berikut ini
http://www.4shared.com/photo/rNLdZKrmba/BwftP.html

Tori Post Freudian
 Eric Erisson
 
Lahir pada 15 juni 1902 di Jerman Selatan. Erikson dibesarkan oleh ibu kandung dan ayah tirinya. Namun, saat itu ia belum mengetahui jati diri ayah kandungnya. Setelah hampir 7 tahun ia berpetualang dan menyelidiki ia kembali pulang ke rumah dengan penuh kebingungan, kelelahan, dan depresi. Ketika ia tinggal di Wina, ia menikah dengan gadis berkebangsaan Kanada yang bernama Joan Serson yang juga menjalani analisis dengan latar belakang psikoanalitik dan kemampuannya berbahasa inggris. Erison memiliki 4 anak. Ketika ia berbohong kepada ketiga anaknya yang mengatakan bahwa anaknya Neil sudah meninggal dunia, Erikson sudah melanggar prinsip ajarannya sendirijangan berbohong kepada mereka yang harusnya kamu rawatdanjangan membuat keluarga bertengkar satu sama lain”. Ketika ia pindah ke California, Erikson secara bertahap mengembangkan sebuah teori kepribadian yang berbeda dari Freud. Pada tahun 1950, Erikson menerbitkan Childhood and Society.



Ego Dalam Post Freudian

Erikson yakin bahwa ego kita merupakan kekuatan positif yang menciptakan identitas diri, sebuah pengertian tentangaku”. Selama masa kanak-kanak ego lemah, fleksibel, dan rapuh. Tetapi, pada masa remaja dia harus mengambil bentuk tertentu dan memperoleh kekuatannya. Diseluruh hidup fase kita, ego menetukan kepribadian dan menjaga kita dari ketercabikan. Erikson melihat ego sebagai badan pengorganisasian yang sebagian bekerja bawah sadar untuk mensitesiskan pengalaman kita dimasa kini dengan identitas diri di masa lalu dan gambaran diri di ke depan.

Erikson (1968) mengidentifikasikan tiga aspek ego:
1. ego
tubuh
2. ideal ego
3.
identitas ego
Ego
tubuh (body ego) mengaku pada pengalaman dengan tubuh kita sebuah cara melihat dari fisik kita sebagai hal yang berbeda dari milik orang lain.
Ideal ego (ego ideal)
mempresentasikan imaji-imaji yang kita miliki tentang diri sendiri. Jika dibandingkan dengan gambar ideal ego yang lain.


 Identitas-ego (ego identity) adalah imaji yang kita miliki tentang diri kita diberagam peran sosial yang kita mainkan. Perubahan-perubahan didalam ego-tubuh, ideal-ego, dan identitas-ego dapat dan selalu terjadi disetiap tahap kehidupan.

Prinsip Epigenetik

 Erikson percaya bahwa ego berkembang di beragam tahap kehidupan menurut prinsip epigenetik, sebuah istilah yang dipinjamnya dari embriologi. Perkembangan epigenetik menghasilkan pertumbuhan organ-organ bayi tahap-demi-tahap. Dengan cara yang sama, ego mengikuti jalan perkembangan epigenetik, dimana setiap tahapannya berkembang pada waktu yang tepat.

 Erikson (1968) melukiskan prinsip epigenetik dengan menyatakanapapun yang tumbuh memiliki sebuah rancangan dasar, dan dari rancangan dasar ini setiap rancangan partikuler muncul, dimana setiap bagiannya memiliki waktu khusus untuk muncul, sampai kemudian semua bagiannya muncul untuk mmbentuk sebuah keseluruhan yang berfungsi ”. Ringkasnya, “epigenesis berarti bahwa sebuah karakteristik berkembang diatas karakteristik lain dalam alur ruang dan waktu”.

Kamis, 09 Januari 2014



   TEORI EKSISTENSIAL – HUMANISTIK



Teori dan Pendekatan Konseling  Eksistensial-humanistik  berfokus  pada  diri  manusia. Pendekatan ini  mengutamakan  suatu  sikap  yang  menekankan  pada pemahaman  atas  manusia.  Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak  bisa  lari  dari  kebebasan  dan  bahwa  kebebasan  dan  tanggung  jawab berkaitan. Pendekatan  Eksisteneial-Humanistik  dalam konseling  menggunakan  sistem  tehnik-tehnik  yang  bertujuan  untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.



 HAKIKAT MANUSIA
Pendekatan eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia.Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu pemahaman atas manusia. Ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial, yaitu ;
a.       Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
b.      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan.
Kesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia.
c.       Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional.


 PERKEMBANGAN PERILAKU
1)   Prinsip holistik 
 Menurut  Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang lain
2)      Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.
3)      Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming).Namun demikian perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.
4)      Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
5)      Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral. Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
6)      Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.
7)      Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
8)      Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
a.       kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
b.      kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
c.       kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)
d.      kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
e.       kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
2.      Pribadi sehat dan bermasalah
a.    Pribadi sehat
Pribadi yang sehat menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga kesadaran bisa berfungsi secara penuh.
b.    Pribadi bermasalah
Pribadi yang bermasalah menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu tidak mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga kesadaran tidak berfungsi secara penuh. Diantaranya ; inkongruen, negatif, tidak dapat dipercaya, tidak dapat memahami diri sendiri, bermusuhan dan kurang produktif.


Total Tayangan Halaman

nail art

Silahkan klik link berikut ini
http://www.4shared.com/photo/rNLdZKrmba/BwftP.html

Tori Post Freudian
 Eric Erisson
 

Lahir pada 15 juni 1902 di Jerman Selatan. Erikson dibesarkan oleh ibu kandung dan ayah tirinya. Namun, saat itu ia belum mengetahui jati diri ayah kandungnya. Setelah hampir 7 tahun ia berpetualang dan menyelidiki ia kembali pulang ke rumah dengan penuh kebingungan, kelelahan, dan depresi. Ketika ia tinggal di Wina, ia menikah dengan gadis berkebangsaan Kanada yang bernama Joan Serson yang juga menjalani analisis dengan latar belakang psikoanalitik dan kemampuannya berbahasa inggris. Erison memiliki 4 anak. Ketika ia berbohong kepada ketiga anaknya yang mengatakan bahwa anaknya Neil sudah meninggal dunia, Erikson sudah melanggar prinsip ajarannya sendirijangan berbohong kepada mereka yang harusnya kamu rawatdanjangan membuat keluarga bertengkar satu sama lain”. Ketika ia pindah ke California, Erikson secara bertahap mengembangkan sebuah teori kepribadian yang berbeda dari Freud. Pada tahun 1950, Erikson menerbitkan Childhood and Society.



Ego Dalam Post Freudian

Erikson yakin bahwa ego kita merupakan kekuatan positif yang menciptakan identitas diri, sebuah pengertian tentangaku”. Selama masa kanak-kanak ego lemah, fleksibel, dan rapuh. Tetapi, pada masa remaja dia harus mengambil bentuk tertentu dan memperoleh kekuatannya. Diseluruh hidup fase kita, ego menetukan kepribadian dan menjaga kita dari ketercabikan. Erikson melihat ego sebagai badan pengorganisasian yang sebagian bekerja bawah sadar untuk mensitesiskan pengalaman kita dimasa kini dengan identitas diri di masa lalu dan gambaran diri di ke depan.

Erikson (1968) mengidentifikasikan tiga aspek ego:
1. ego
tubuh
2. ideal ego
3.
identitas ego
Ego
tubuh (body ego) mengaku pada pengalaman dengan tubuh kita sebuah cara melihat dari fisik kita sebagai hal yang berbeda dari milik orang lain.
Ideal ego (ego ideal)
mempresentasikan imaji-imaji yang kita miliki tentang diri sendiri. Jika dibandingkan dengan gambar ideal ego yang lain.


 Identitas-ego (ego identity) adalah imaji yang kita miliki tentang diri kita diberagam peran sosial yang kita mainkan. Perubahan-perubahan didalam ego-tubuh, ideal-ego, dan identitas-ego dapat dan selalu terjadi disetiap tahap kehidupan.

Prinsip Epigenetik

 Erikson percaya bahwa ego berkembang di beragam tahap kehidupan menurut prinsip epigenetik, sebuah istilah yang dipinjamnya dari embriologi. Perkembangan epigenetik menghasilkan pertumbuhan organ-organ bayi tahap-demi-tahap. Dengan cara yang sama, ego mengikuti jalan perkembangan epigenetik, dimana setiap tahapannya berkembang pada waktu yang tepat.

 Erikson (1968) melukiskan prinsip epigenetik dengan menyatakanapapun yang tumbuh memiliki sebuah rancangan dasar, dan dari rancangan dasar ini setiap rancangan partikuler muncul, dimana setiap bagiannya memiliki waktu khusus untuk muncul, sampai kemudian semua bagiannya muncul untuk mmbentuk sebuah keseluruhan yang berfungsi ”. Ringkasnya, “epigenesis berarti bahwa sebuah karakteristik berkembang diatas karakteristik lain dalam alur ruang dan waktu”.



   TEORI EKSISTENSIAL – HUMANISTIK



Teori dan Pendekatan Konseling  Eksistensial-humanistik  berfokus  pada  diri  manusia. Pendekatan ini  mengutamakan  suatu  sikap  yang  menekankan  pada pemahaman  atas  manusia.  Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak  bisa  lari  dari  kebebasan  dan  bahwa  kebebasan  dan  tanggung  jawab berkaitan. Pendekatan  Eksisteneial-Humanistik  dalam konseling  menggunakan  sistem  tehnik-tehnik  yang  bertujuan  untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.



 HAKIKAT MANUSIA
Pendekatan eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia.Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu pemahaman atas manusia. Ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial, yaitu ;
a.       Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan.
b.      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan.
Kesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia.
c.       Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional.


 PERKEMBANGAN PERILAKU
1)   Prinsip holistik 
 Menurut  Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang lain
2)      Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri. Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.
3)      Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming).Namun demikian perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.
4)      Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
5)      Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral. Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
6)      Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.
7)      Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
8)      Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
a.       kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
b.      kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
c.       kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)
d.      kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
e.       kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
2.      Pribadi sehat dan bermasalah
a.    Pribadi sehat
Pribadi yang sehat menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga kesadaran bisa berfungsi secara penuh.
b.    Pribadi bermasalah
Pribadi yang bermasalah menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu tidak mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga kesadaran tidak berfungsi secara penuh. Diantaranya ; inkongruen, negatif, tidak dapat dipercaya, tidak dapat memahami diri sendiri, bermusuhan dan kurang produktif.


 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates