Eric Erisson
Lahir pada 15 juni 1902 di Jerman Selatan.
Erikson dibesarkan oleh ibu kandung dan ayah tirinya. Namun, saat itu ia belum mengetahui jati diri ayah kandungnya. Setelah hampir 7 tahun ia berpetualang dan menyelidiki ia kembali pulang ke rumah dengan penuh kebingungan, kelelahan, dan depresi. Ketika ia tinggal di Wina, ia menikah dengan gadis berkebangsaan Kanada yang bernama Joan Serson yang juga menjalani analisis dengan latar belakang psikoanalitik dan kemampuannya berbahasa inggris. Erison memiliki 4 anak. Ketika ia berbohong kepada ketiga anaknya yang mengatakan bahwa anaknya Neil sudah meninggal dunia, Erikson
sudah melanggar prinsip ajarannya sendiri “jangan berbohong kepada mereka yang harusnya kamu rawat” dan “jangan membuat keluarga bertengkar satu sama lain”. Ketika ia pindah ke
California, Erikson secara bertahap mengembangkan sebuah teori kepribadian yang berbeda dari Freud. Pada tahun 1950,
Erikson menerbitkan
Childhood and Society.
Ego Dalam Post Freudian
Erikson yakin bahwa ego kita merupakan kekuatan positif yang menciptakan identitas diri, sebuah pengertian tentang “aku”. Selama masa kanak-kanak ego lemah, fleksibel, dan rapuh. Tetapi, pada masa remaja dia harus mengambil bentuk tertentu dan memperoleh kekuatannya. Diseluruh hidup fase kita, ego menetukan kepribadian dan menjaga kita dari ketercabikan. Erikson melihat ego sebagai badan pengorganisasian yang sebagian bekerja bawah sadar untuk mensitesiskan pengalaman kita dimasa kini dengan identitas diri di masa lalu dan gambaran diri di ke depan.
Erikson (1968) mengidentifikasikan tiga aspek ego:
1. ego tubuh
2. ideal ego
3. identitas ego
Ego tubuh (body ego) mengaku pada pengalaman dengan tubuh kita sebuah cara melihat dari fisik kita sebagai hal yang berbeda dari milik orang lain.
Ideal ego (ego ideal) mempresentasikan imaji-imaji yang kita miliki tentang diri sendiri. Jika dibandingkan dengan gambar ideal ego yang lain.
Identitas-ego (ego identity) adalah imaji yang kita miliki tentang diri kita diberagam peran sosial yang kita mainkan. Perubahan-perubahan didalam ego-tubuh, ideal-ego, dan identitas-ego dapat dan selalu terjadi disetiap tahap kehidupan.
Prinsip Epigenetik
Erikson percaya bahwa ego berkembang di beragam tahap kehidupan menurut prinsip epigenetik, sebuah istilah yang dipinjamnya dari embriologi. Perkembangan epigenetik menghasilkan pertumbuhan
organ-organ bayi tahap-demi-tahap. Dengan cara yang sama, ego mengikuti jalan perkembangan epigenetik, dimana setiap tahapannya berkembang pada waktu yang tepat.
Erikson (1968) melukiskan prinsip epigenetik dengan menyatakan “apapun yang tumbuh memiliki sebuah rancangan dasar, dan dari rancangan dasar ini setiap rancangan partikuler muncul, dimana setiap bagiannya memiliki waktu khusus untuk muncul, sampai kemudian semua bagiannya muncul untuk mmbentuk sebuah keseluruhan yang berfungsi ”. Ringkasnya, “epigenesis berarti bahwa sebuah karakteristik berkembang diatas karakteristik lain dalam alur ruang dan waktu”.
0 komentar:
Posting Komentar